Friday, March 25, 2016

Kesepian dan Kesendirian

yaaap, itu yang kurasakan setelah kembali dari tanah rantau ke kampung halaman. Sepiii, karena kata orang aku orangnya ekstrovert jadinya butuh yang namanya teman, partner untuk mengeluarkan apa yang ada dipikiranku. Teman-teman masa mainku dulu kini telah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. dengan pekerjaan maupun dengan suami dan anak mereka.
pengen rasanya pergi-pergi menjelajah tiap inch dari tanah kelahiranku ini T.T

Monday, May 25, 2015

secuil kisahku di Bogor edisi kosan :D



Benarlah kata imam syafi’i, Salah satu yang ku ingat dari sajak beliau yang kira2 isinya adalah merantaulah, agar engkau mendapat pengganti sanak saudara, pengganti kerabat.
Yang aku rasakan aku mendapat keluarga baru :D emejing.Karena di perantauan macam itu, teman-teman kita lah pengganti keluarga itu. Saat kita sakit, sedih, alay mereka lah yang menerima kita.
And now, i will tell you about people around me when i was in Bogor
1.       Pondok Assalamah
Hei hei, ini bukan pondok pesantren. Awalnya orang2 mengira pasti aku tinggal di ponpes, dimana setiap minggunya ada ta’lim lalalaaa. Hihi gak beroooh. Itu nama kosan ku. Kosannya hanya berisi 6 kamar, satu kamar ada yang bisa di isi 2 orang. Sampai sebelum aku meninggalkan Bogor, ada 7 orang di sana, ceritanya 7 bidadari *hueeek*. Alhamdulillah di sini orangnya baek baek, semuanya rela gw bully, rela gw omelin, rela gw acak2 hidupnya #ehh
Di kamar 01 ada Oktavia Nur Pratama. Dia ini aseli anak Fahutan, 2 taun di bawah gw *gak perlu nyebut gw angkatan berapa*. Deuuh yang khas dr via ini kalo nyanyi kayak sinden, manjanya minta ampuuun *pengen di pites* , paling sentitip *jangan kebangetan vi, dunia itu keras* , semangat belajarnya oke apalagi soal hati #ehh. Oh iyaak, dia juara lomba bikin puisi se IPB lho, kalau galau2 jagonya maaah.
Di kamar 02 itu sarangnya Tania Panandita *pasti teriak2 minta ditambahin Khan* okeeh Khantong semen. Setiap pagi pasti dia setel lagu2 india, untung gak ada tiang ya di kosan, kalo ada udah  tiap hari dia thawaf di situ. Tapi dari situlah dia bawa keceriaan di kosan, rame kalo ada dia, penuh juga sih abis dia kamba, dia menguasai kasur depan, tuh kasur langsung full :D . suka ama semangat hijrahnya, semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik tanpa menjadi orang lain. semangat untuk mengajak kebaikan ke teman-temannya.
Teruntuk adek-adekku sayang *keajaiban kan gw ngomong gitu*  , kalian udah jadi senior kosan lho, jadilah kakak yang baik, yang mengayomi, yang bikin adek2nya betah dikosan *walaupun gw gak gitu2 amat yaak L *, gak pulang malam mulu. Buatlah kosan jadi keluarga baru bagi kalian. Tetep semangat menjadi lebih baik, karena pembelajaran itu seumur hidup. 

geng 49
Syiiiph, kita lanjut ke kamar nomer 03. Taraaaa, ada Riyma maysa aka bebeb aka ibu sejuta ummat. Kalo lagi jalan ama dia manggil2 Bebeb mungkin di kira gw manggil siapaa kitu yaa, Hihii dia juga Fahutan aslii. Kalo ngerjain repisian dia bersemedi  dalam kamar, pokoknya tipe golongan darah A yang tulen, gak kayak gue yang abal-abal. Perfeksionis, rapi, rajin haha. Tiap pagi ke kamarku “mb, benerin jilbab aku” hihiiii. Alhamdulillah, dia juga orang yang semangat belajarnya dan hijrahnya tinggi, ikut kajian bareng di alhur. Sukses buat pasca kampusnya beeb, Semoga istiqomah ya beeb J
Di nomer 4 itu kamar Martika Andhini. Ibu Peri di kosan *di lempar remot ama orang kosan nih* hahaa gak banyak cerita laah. Eh dari kamar ini gw sering melihat matahari terbenam, 3 buah pohon kelapa dan lapangan bola yang tiap hari selalu terdengar riuh seru. Terlihat juga kebun singkong tetangga *udah panen belum yaa?* kamar ini menyenangkan, selalu ada angin semilir yang bertiup, bikin makin betah di kamar. Walaupun gak terlalu luas, tapi alhamdulillah bisa untuk melepas lelah.
Kita loncat ke kamar 5. Penghuni *pake musik sereeem* adalaah Atika Mayang Sari. Dikisahkan dia diasingkan ke Bogor, karena menurut info yang didapatkan,, dia sering menghabiskan beras di rumah, maka dia diasingkan biar persediaan beras di rumah aman , hahaaa pis ikaaa. Suka datang ke kamar ika karena jendelanya lebih besar dari kamar nomer 4, dari sana bisa liat gunung salak   yang seakan akan memangil namaku *syudududududu*. Si ika ini baek bgt, saking baeknya sering gw manfaatin *ups, keceplosan* kalo si via nomer 1 lomba nulis puisi, ika runner up nya, sooo ada dua orang jago galau di Pondok Assalamah J . ika ini anak baik2 daripada gue, karena dia lebih taat jamal, rajin syuro’, tsiqoh tingkat tinggi, rajin ikut dauroh *dn ngajakin dauroH trus guenya gak mau hahaha* . ikaaa, yang molor muluk yaa, begadangnya dikurangin, gak kerasa emang skrg efek2 semua itu, tapi suatu saat nanti. Salah satu cara kita bersyukur dg segala nikmat Allah dg cara menjaga semaksimal mungkin apa yang Allah berikan kepada, termasuk kesehatan, tubuh yang kuat dan juga hati yang galau #ehh
Kita geser ke kamar nomer 6, kamar depan tangki air, penghuninya sebelas-duabelas ama gue, tapi dia minus *ketawa jahat*. Dia adalah Nita Ayu Kusumaningsih, Biologi 47, Fakultas Mipet hhahaha. Sifat2nya hampir mirip kek gue, koleris sanguin, tp gue lebih banyak galaknya, oh iya kita sama2 goldar A, walalupun kalo gw ngaku sbg goldar A selalu di demo abis2an. Punya cito2 yang sama keliling Indonesia dan dunia akhirat. Semangat buat belajar tentang apapun, termasuk gimana jadi bulliers sejati kek gue :p . mengejar meaning kehidupan dan semangat menjadi pribadi yang semakin mencintai Allah dan RasulNya. Dan dia teman diskusi yang menyenangkan.
penghuni kamar no5,3,4 dan 6 :)

Sebenarnnya di kosan Cuma ada 6 kamar, tapi ada additionalnya, yaitu kamar bawah yang sebenarnya kamar anak ibu kos, berhubung anak ibu kosnya lagi di pondok pesantren, jadilah itu kamarr dihuni oleh Kak Maisaroh, penghuni kosan paling t*u*a . tp karena itulah kita sering cerita ke kak mai, karena menurut teori, seseorang yang umurnya lebih banyak, pengalaman juga banyak, apalgi buat mahasiswa tingkat akhir macam kita-kita dulu. Kak mai yang paling sering jadi ‘tempat sampah’ ketika sebel dengan penelitian yang ngulang2, revisian bagai rel kereta api dan tentang drama kehidupan skripsi yang lain. makasih kak mai udah menjadi   kakak buat kita2 walaupun sering sifatnya sebagai anak bungsunya nongol hahaha
Selain kak mai, ketika awal-awal menjadi penghuni kos itu, ada kak opa *bukan nama sebenarnya* dan kak fatin. Kak opa itu temen sekamarnya kak mai. Kak opa itu keren, tiap hari masak hahaha, gak kayak kita2 tiap hari hedon di  bara. Aku suka dengan kak opa yang sederhana, yang sering makan-makanan mentah hihiiii. Kalau kak fatin itu kece juga, pinter. Jago bahasa inggris dan korea sampe2 di palylist hapenya, isinya lagu korea doang. Dan bisa liat acara korea tanpa translate *prok prok prok dan buat kak fatin*
ini lah angkatan2 senior ituu

Itulah kawan, sekilas banget tentang keluarga Assalamahku. Tidak hanya berbagi kebahagiaan, kesedihan dan air mata pun menjadi bumbu ukhuwah itu. Walaupun terkadang kita saling diam, tak jarang juga kita berdoa untuk kesuksesan saudari kita yang lain. walaupun sering lidahku menimbulkan luka di hati kalian, tp sesering itu juga kalian memberiku sebongkah maaf, sebungkus senyum dan segunung cinta
                Terima kasih atas segalanya, atas kekeluargaan ini. semoga kita bertemu di JannahNya, tempat yang paling indah
 dan inilah keluarga itu 


Sunday, January 4, 2015

Ketika Allah memberikan kebaikan, di waktu yang sangat tepat untukmu my dear



Ini sedikit review tentang film Assalamualaikum Beijing, yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karangan Asma Nadia. Beliau juga penullis beberapa best seller di Indonesia.
Semua berawal dari gagalnya pernikahan Asma (Revalina s. Temat), pernikahan itu gagal karena Dewa (Ibnu Jamil) mengkhianati asma dengan menghamili orang lain. Asma meminta Dewa mempertanggung Jawabkan perbuatannya. ‘Cinta itu menjaga, tergesa-gesa itu nafsu’
Dan akhirnya untuk mengobati sakit hatinya, asma ke beijing untuk melakukan liputan tentang kehidupan muslim di kota tersebut. Di sana dia ditemani sahabatnya, Sekar (Laudya Cintya Bella) dan suami sekar,Ridwan (Desta). Di sana dia berkeliling kota Beijing untuk menggali mengisi kolom yang dia kelola. Sampai suatu ketika dia naik bis, dan dia bertemu dengan Zhong Wen (Morgan oey). Asma mengingatkan Zhong Wen akan legenda Ashima yang terkenal di Negeri tirai Bambu itu. Dan berawal dari pertemuan itu, Zhong Wen tetap memanggil Asma dengan Ashima. Zhong Wen menjadi pemandu Asma selama di Beijing, dari situ mereka terlibat diskusi, pun tetang Agama.
Hingga suatu ketika, Asma sakit pembekuan darah yang membuat dia  harus kembali ke Indonesia. Dia pergi tanpa memberi tahu Zhong Wen kalau dia sedang sakit. Selama itu, Asma harus berjuang menghadapi serangan tiba2 dari penyakitnya. Penyakit itu membuat dia sering tiba-tiba pingsan, tiba-tiba dia buta, dia stroke, serangan jantung dan kata dokter dia pun sulit mendapat keturunan.
Suatu ketika, Ridwan pulang ke Indonesia untuk menyusul istrinya, Sekar yang sebelumnya sudah sampai ke Indonesia terlebih dahulu. Ridwan datang ke Indonesia bersama Zhong wen. Di saat yang bersamaan, Asma mengalami kebutaan sementara. Zhong Wen dan Dewa yang kebetulan ada di rumah Asma terkejut melihat keadaan Asma seperti itu. Sekar memberitahu kalau Zhong Wen ada di rumah Asma. Dia meminta Sekar untuk menunjukkan ke Zhong Wen. “Assalamualaikum Asma” sapa Zhong Wen. Subhanallah, Seketika itu air mata saya meluncur. Begitu indah salam itu. Tidak peduli dari mana[un kamu, tidak peduli apapun bahasamu, ketika bertemu dengan saudara seiman kita maka salam itulah yang menjadi salam pembuka yang indah.
Zhong Wen yang telah menjadi seorang muslim ingin menikahi Asma, dia menerima segala kekurangan kelebihan pada Asma. Masya allah, betapa bahagia dan beruntungnya Asma ketika dia menjadi perantara hidayah bagi Zhong Wen ke Jalan Cahaya ini J
                Allah benar-benar memberikan rencana yang terbaiknya. Dalam novelnya, saya membaca kalau    Dewa merasa kendur ketika mengetahui Asma sakit-sakitan seperti itu, dia gak bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupnya untuk orang yang sakit.  Rencana Allah adalah rencana yang paling baik untuk hambanya.
                Allah is the best planner J

Tuesday, October 28, 2014

sekedar biar ada new post

hihi dari judulnya aja keliatan
postingan ini isinya gak tau apa'an
mengikuti jemari yang menari-nari di atas keyboard putih yang udah mulai memudar warnanya
yang seharusnya jemari ini mengetikkan di word dengan nama filenya "skripsi Martika Andhini'
tapi ah sudah lah, mengingatnya hanya menambah luka di hati semakin lebar, bahkan minum betadine pun sepertinya tak akan menyembuhkan luka itu

yaah padahal pengen curhat lebih banyak lagi, tapi tapiiiii ada sms yang mengharuskan aku beranjak dari tempat nyaman ini


perpus Agh yang adem plus internet yang kenceng
13.50 WIB
29 Oktober 2014
:)

Wednesday, August 13, 2014

sebuah cerita dari danau lumpur di Sidoarjo

"kamu asalnya dari mana dhin?"
"Sidoarjo"
"yang lumpur Lapindo itu? rumahmu kena gak?"
dengan poker face akupun menjawab "Alhamdulillah gak kok"


itu pertanyaan yang selalu dan selalu ketika teman menanyakan asalku
Yupp, Sidoarjo selama 8 tahun terakhir ini menjadi sangat terkenal, bukan karena petisnya ataupun bandeng prestonya ataupun lontong kupangnya tetapi karena Lumpur Lapindonya.
hmm, for your information guys, selama ini aku belum pernah melihat secara langsung tuh danau dadakan itu,but akhirnya pada hari Senin, 4 Agustus 2014 kakak aku mengajak ke sana. aku sih ayo ayo aja.
dan berangkatlah kita ke sana, perjalanan dari rumah ku ke pusat semburan itu kurang lebih 45 menit aja.
pas udah nyampe sana, gak percaya aja kalo di balik "bukit" itu ada lautan lumpur. Sebelum sampai ke atas 'bukit itu' kita dihadang oleh seorang bapak yang meminta uang masuk. Awalnya kaget juga, rasanya seperti di palak, beuuh tapi ya mudah-mudah an bapak bapak itu merupakan korban dari lumpur lapindo, biar uangnya bener-bener termanfaatkan dengan baik #tsaah

ini nih pemandangan yang akan menyambut kalian


nah, begitu sampai di atas tanggul, kami melihat aliran lumpur yang menuju ke kolam penampungan yang berada di sebelah tanggul, lumpurnya hitam dan bau busuk hahaa. dan yang di tengah itu lumpur yang udah mengering, mungkin udah saking lamanya kali yaa.

bahkan bangunan itu tinggal rangka atapnya yg melambai-lambai
ini kolam penampungan yg menjadi muara aliran lumpur itu
 
untuk berkeliling ke wisata lumpur ini, kudu naik motor ataupun sepeda, mobil tidak bisa naik ke tanggul yang tingginya 5 meter lebih itu. kalaupun gak ada motor, bisa naik ojek yang entah berapa harganya. yang uniknya di spot spot tertentu ada pangkalan ojek dan penjual DVD yang menceritakan tentang awal awal semburan. dari pinggiran kolam penampungan itu, bisa iat kepulan asap dari pusat semburan lumpur itu.
ini nih spot pengakalan ojek+warung+penjual DVD :D
dari kolam penampungan itu kami meneruskan penelusuran ke pusat semburan #tsaah. Angin kenceng plus jalan yang labil bikin dan juga di tepi lembur bikin nyetir kudu ati2. oh iyak jangan lupa pake masker yak, biar baunya gak bikin mabok :)

dan di tengah perjalanan, kita melihat 'something' dari kejauhan
ini dia 'something'nya
dan ternyata itu adalah sekumpulan patung yang sedang 'protes' . Patung itu dibuat oleh seorang seniman yang prihatin atas penderitaan korban lumpur lapindo yang belum mendapat ganti rugi atas lahan mereka yang udah dan terancam kena luberan lumpur. patung-patung tersebut membawa barang-barang mewakili 'harta' mereka yang hilang seperti sekolah, masjid, pekerjaan, rumah dan lain sebagainya. Patung itu awalnya tidak terendam seperti itu, tapi ternyata lumpur meluber lagi dan menodai patung-patun itu. Konon katanya, patung-patung itu dibuat untuk memperingati 8 tahun semburan lumpur pada 29 Mei lalu. 


dan perjalanan pun masih berlanjut menuju pusat semburan lumpur, kitapun memutar jauuuh, masih dibelai angin kencang yang sejuk kita pun meluncur ke pusat sanah. Tapi ditengah jalan, kita dihadapkan dengan bapak-bapak lagi
'mbak, tiket masuknya"
"lha, kita udah bayar pak di sana" (sambil nunjuk-nunjuk)
"ini udah beda desa mbak, jadi ya bayar lagi"
ngek ngok

dan perjalanan pun berakhir di sebuah ujung yang tidak mengantarkan kita ke pusat semburan, karena jalannya terputus aliran lumpur. aliran lumpur ini lebih pekat dari pada yang di awal naik ke 'bukitnya'
hanya bisa melihat asap yang mengepul dari pusatnya sana

itu pipa-pipa sisa pabrik sebelumnya

perjalanan pun  berakhir di ujung sana
memutar balik seraya berdoa agar segera selesai semua ini
karena bayangkan udah kayak apa tanah di bawah Sidoarjo ini, isinya sudah keluar semua
semoga semua ini berlalu dan tersimpan menjadi kenangan :)


Martika Andhini
di Pondok Assalamah, Dramaga, Bogor
14.53
13 Agustus 2014

Wednesday, July 23, 2014

nikmat berjilbab



Sekali lagi inginku ceritakan tentang indahnya hidupku setelah aku mengenal agama Allah ini lebih dalam.

Suatu hari aku berjalan dari depan istana Bogor menuju stasiun, jaraknya tidak begitu jauh jadi sayang aja kalo aku harus naik angkutan umum. Dalam perjalanan itu aku merasa lapar, maklum belum sarapan dan aku melihat ibu-ibu penjual nasi kuning dalam mika, ibu itu juga menjual kue-kue kecil.ibu itu berjualan di depan gereja katedral katolik.  Dan akupun meminta ibu itu ubtuk membungkus nasi kuning yang sepertinya lezat itu and you know what?!
“neng, jangan nasi yang itu, ada B2 nya”
“B2 itu apa buk?” sahutku yang lagi blank
“babi neng,  kan neng muslim keliatan dari bajunya, kalo bukan muslim mah gak ibu kasih tau”
DEG....
“trus yang lain ini gak ada babinya buk? Bekas masaknya?” tanyaku penasaran
“gak neng, dibedain kok”
Akhirnya aku membeli makanan halal yang sesuai dengan diriku.
Setelah membayar dan memngucapkan terima kasih aku pun melanjtkan jalan ke tempat tujuanku/
Dalam perjalanan itu aku terus berpikir, betapa beruntungnya aku ,gak terbayang apa yang aku makan jika pakaian ku tidak seperti ini, jika pake baju yang minim bahan.
Betapa nikmatnya berjilbab tak terhitung kawan
Ceritaku ini hanya setitik dari begitu banyaak nikmat berjilbab
Dengan berjilbab ini, aku sering mendapat perlakuan istimewa, like a princess

sedih banget ketika mendengar berbagai kabar tentang seorang muslimah yang melepas jilbab, apakah mereka tak pernah merasakannya
merasakan nikmat-nikmat Allah ketika bersama jilbab?
bukankah amat teramat jelas di dalam Al-quran pun demikian

Monday, June 9, 2014

dalam dekapan tarbiyah



bismillah
setelah lama gak mengisinya

Dalam Dekapan Tarbiyah
Sebuah kalimat yang mungkin sudah pernah orang lontarkan sebelumnya
Bukan bermaksud Ashobiyah atas suatu harakah
Bukan juga bermaksud merendahkan harakah lainnya
Bukan juga bermaksud memaksakan kehendak
Tulisan ini aku buat karena merasa resah dengan lingkungan sekitar yang mulai menjauh dengan yang namanya ‘belajar agama’

Kalau dibandingkan dengan yang lain, mungkin usiaku di tarbiyah masih sangat amat muda, baru 4 tahun aku benar2 dalam dekapannya. Pertama kali masuk kampus ini udah disambut dengan semangat ‘mengkader’ dari senior2 terdahulu. Sampai pada akhirnya aku masuk dalam sebuah lingkaran. Dalam lingkaran itu aku bertemu dengan teman-teman yang mempunyai  tujuan yang sama, yaitu untuk belajar agama. Kata orang belajar agama bisa dimana saja, yupp, aku mengamininya. Tapi kawan, di lingkaran baru itu aku merasakan hal yang berbeda, kita terhubung antar satu dengan yang dengan sebuat tali kasat mata, tali itu tali ikhuwah. Rasanya jika aku bertemu dengan mereka dalam lingkaran itu, aku merasa semangat yang udah terkikis lambat laun mulai tumbuh lagi. Dalam lingkaran itu pula, aku bebas mengekspresikan apa yang aku gelisahkan selama ini, dan aku mendapat siraman ketenangan ketika berdiskusi dengan mereka dan mentorku.
Sampai akhirnya aku berganti Murabbi, karena aku ‘naik kelas’ . di dalam kelas ini, aku belajar banyak tentang dakwah. Asing sekali itu teman, bukan kah dakwah untuk mereka yang udah berilmu tinggi, sedangkan aku?? Hanya sebutir pupuk di pabrik pupuk. Tapi, ternyata tidak kawan, berdakwah wajib buat semua muslim. Berdakwah bisa lewat media apapun. Dan dilakukan siapapun.
dan ketika aku udah lama mengenalnya bersama dengan saudari-saudariku itu, aku mendengar langsung suatu kalimat yang cukup buat aku shock, kalo temenku gak mau masuk lagi dalam lingkaran itu. Entah apa alasan utamanya yang membuatnya keluar dari lingkaran indah ini, jika dia keluar lingkaran ini tapi dia tetep mencari ilmu di tempat lain aku akan tetap mendukungnya. Tapi saudariku, kemanakah arahmu jika udah keluar dari lingkaran indah ini??
                walaupun masih terhitung baru di dalam dekapan tarbiyah ini, tapi aku susah buat melepasnya. Karena dalam dekapannya aku menemukan titik balikku, karena dalam dekapannya aku akan tetap merasa terjaga, aku memiliki saudari-saudari yangselalu mengingatkan aku di saat aku salah, di saat aku jatuh dan dalam dekapan tarbiyah aku merasa dibutuhkan dalam dakwah ini, pun hanya menjadi sebutir pasir untuk membangun bangunan Islam.
Semoga teruntuk saudari ku yang di sana, aku tetep sayang kamu, semoga walaupun kita tidak berjumpa dalam lingkaran itu lagi, kita masih bisa berjabat tangan di JannahNya kelak

Dalam Dekapan Tarbiyah ini.....
Aku ingin bersama kalian